Selasa, 18 Desember 2012

Sinka Island Park, Menikmati Wisata di Tiga Lokasi dalam Sehari di KALBAR





Keinginan yang sudah cukup lama untuk melakukan eksplorasi bumi kalimantan barat terwujud juga, dengan tujuan Sinka Island Park, senang nya saat kaki pertama kali menjejakan kaki di  Sinka Island Park, sebuan kawasan wisata andalan yang berada di daerah Singkawang Kalimantan Barat, sekitar tiga jam perjalanan dari Pontianak.
Selain pantai Pasir Panjang, sebuah lokasi wisata alam yang lebih dahulu dikenal masyarakat, kawasan Sinka Island Park dibangun dengan menggabungkan konsep wisata pantai dan kebun binatang. Selama ini, saya hanya tahu tempat wisata tersebut dari cerita teman kerja dan melihat foto-fotonya di internet.
Rasa penasaran untuk melihat langsung akhirnya terjawab, ketika tanggal 21 Agustus yang lalu, saya dan teman2, enam orang, menyewa kendaraan langganan bepergian ke sana. Kendaraan yang disewa dengan tarif Rp.700.000 per hari, sudah termasuk biaya BBM dan sopir.
Karena memerlukan waktu tempuh 3 jam dan bertepatan dengan masa libur lebaran, saya merencanakan berangkat dari Pontianak pukul 06.00 WIB untuk menghindari kemacetan di jalan. Pukul 05.50 WIB, kendaraan sewaan sudah bersiap-siap di depan rumah.
Setelah berfoto bersama dengan keluarga di halaman depan rumah, kami berangkat sesuai jadwal. Pada saat berada di dalam kota, lalu lintas masih cukup lengang. Demikian juga ketika kendaraan meninggalkan kota Pontianak. Tidak terjadi kemacetan seperti yang terjadi pada hari-hari biasa.
Menurut Pak Aban, sopir kendaraan sewaan yang sering membawa penumpang ke Sinka Island Park, ada beberapa obyek wisata yang berada di Sinka Island Park, yaitu Sinka Zoo, Rindu Alam, pantai Simping dan pantai Bajau.
Karena tidak merencanakan menginap di Sinka Island Park, pagi berangkat sore pulang, kami memutuskan mengunjungi tiga obyek wisata, yaitu Sinka Zoo, pantai Simping dan pantai Bajau. Rindu Alam tidak kami pilih, karena lokasinya berupa areal hutan yang berbukit-bukit, hampir mirip dengan tempat kerja saya di camp.
1. Sinka Zoo.
Sekitar pukul 09.00 WIB, kami tiba di kawasan wisata Sinka Island Park. Obyek pertama tujuan kami adalah Sinka Zoo, sebuah lokasi kebun binatang yang memiliki kondisi topografi berbukit-bukit. Setelah membayar tiket masuk Rp 10.000 per orang pada petugas berseragam safari hitam lengan panjang yang menghampiri kami, kendaraan diperbolehkan memasuki kawasan wisata.
Saya agak kaget waktu membayar, karena meskipun kami bertujuh, tapi tiketnya dihitung  untuk empat orang. Saya sempat tanyakan ke pak Aban dan dijelaskan kalau yang dibayar adalah pengunjung dewasa, sedangkan dua anak kami yang masih berumur 5 tahun dan 6,5 tahun tidak dihitung. “Terus pak Aban sendiri kenapa tidak diminta membayar?”, tanya saya penasaran. Sambil tersenyum dia mengatakan kalau kendaraan taksi yang mengantar pengunjung tidak perlu bayar tiket masuk.
Hampir sama dengan obyek wisata Taman Safari, dengan menggunakan kendaraan sewaan tadi, kami berkeliling melihat berbagai satwa yang berada di kiri kanan jalan. Bedanya adalah di Sinka Zoo, satwa tidak dibiarkan lepas, tetapi tetap berada di dalam kandang. Namun, pengunjung dapat turun dari kendaraan untuk memotret dan memberi makan satwa tertentu seperti rusa serta dan kerbau albino.


Pada saat memberi makan satwa, petugas kebun binatang telah menyediakan makanan berupa rumput dalam karung yang diletakkan di bagian depan kandang. Anak ketiga dan keempat, Andra dan Nabil sangat senang dan bersemangat ketika memberi makan kerbau albino. Suatu hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Di lokasi Sinka Zoo ini juga terdapat jenis satwa lain seperti gajah, burung merak, burung kakatua, kera, siamang, burung elang laut, beruang madu, singa, harimau dan ular. Masing-masing berada di dalam kandang yang dibuat dalam ukuran memadai seperti di habitat asalnya.
Ada satu hal yang menarik di sini, saya berkesempatan melihat ular sanca albino yang berasal dari Brasil. Ular yang berumur 4 tahun, berkelamin betina dan berwarna kuning di bagian punggungnya itu sedang dikeluarkan dari kandangnya oleh sang pawang. Pengunjung yang tertarik dan tidak geli diperbolehkan untuk memegang dan memotret.

2. Pantai Simping

Untuk menuju lokasi pantai Simping, dengan berkendaraan kami menuruni jalan melingkar dari Sinka Zoo. Setelah kurang lebih 10 menit, kami tiba di pos penjualan tiket. Sama seperti waktu kami memasuki Sinka Zoo, di pos tersebut kami tidak perlu turun dari kendaraan untuk membeli tiket. Ada petugas cewek yang menghampiri kami dan menghitung jumlah penumpang dewasa. Empat tiket dengan harga masing-masing Rp 15.000, sama seperti di Sinka Zoo.
Kondisi pantai Simping lebih ramai dibandingkan Sinka Zoo. Areal parkir penuh dengan sepeda motor, mobil pribadi dan bis. Tampaknya para pengunjung lebih tertarik melihat pantai daripada kebun binatang. Di lokasi ini juga terdapat banyak warung makanan dan minuman, penjaja souvenir dari kulit kerang, kolam renang serta meja kursi yang disediakan di sepanjang tepi pantai. Namun sayang, kondisi pantainya berlumpur, sehingga para pengunjung banyak yang memilih berenang di kolam renang, duduk-duduk di tepi pantai atau menyeberang jembatan untuk melihat pulau terkecil di dunia.
Di lokasi ini kami menyempatkan diri untuk makan siang karena waktu sudah menunjukkan pukul 12.30 WIB. Bekal makan siang telah disiapkan istri dan anak – anak dari rumah. Nasi, rolade, tumis buncis, kami santap bersama-sama dengan pesanan kelapa muda seharga Rp 8.000 per butir.

3. Pantai Bajau

Setelah menikmati makan siang, kami menuju pantai Bajau. Dari arah pantai Simping, kendaraan melalui rute jalan yang menanjak dan memutar. Setelah itu, turun ke arah tempat parkir.
Rupanya untuk memasuki lokasi ini, para pengunjung juga harus membayar lagi tiket masuk. Harganya Rp 20.000 per orang. Hitung-hitung,untuk mengunjungi tiga obyek wisata tersebut, saya harus mengeluarkan uang Rp 200.000 untuk membeli tiket masuk.
Sama seperti di Sinka Zoo dan pantai Simping, pada saat mendekati pos penjualan tiket, ada petugas yang menghampiri kami dan menengok ke dalam kendaraan untuk menghitung jumlah penumpang yang harus membayar tiket.
Setelah menerima tiket, kami mencari tempat yang agak luas untuk memarkir kendaraan. Di dekat pintu masuk, tidak terlihat ada petugas parkir yang mengatur kendaraan seperti di pantai Simping, sehingga para pengunjung dengan seenaknya memarkir kendaraannya.
Baru setelah berjalan sekitar 300 meter, kami menemukan tempat parkir yang agak luas dan dekat dengan area permainan. Di lokasi ini tampak beberapa tempat baru didirikan, seperti mushola dan tempat mandi.

Berbeda dengan pantai Simping yang berlumpur dan pantai Pasir Panjang, di sepanjang pantai Bajau banyak dijumpai batu-batu besar, sehingga menyulitkan bagi pengunjung untuk berenang. Meskipun demikian, pihak pengelola menyediakan atraksi wisata pantai berupa perahu pisang (banana boat), perahu yang mampu membawa 6 orang penumpang dan ditarik menggunakan speed boat ke arah laut. Tarifnya untuk 6 orang adalah Rp 200.000 selama 15 menit.
Cukup banyak pengunjung yang tertarik naik perahu pisang. Karena hanya disediakan 2 buah perahu pisang, pengunjung harus antri menunggu giliran untuk naik.

Selain itu, di lokasi ini juga ada perahu berbentuk bebek yang juga dapat dinikmati oleh pengunjung untuk berkeliling danau di tepi pantai. Sewanya Rp 20.000 per orang selama 15 menit.
Lokasi pantai Bajau bersebelahan dengan pantai Pasir Panjang dan hanya dipisahkan oleh parit buatan selebar sekitar 2 meter. Beberapa pengunjung yang berada di pantai Bajau, secara tidak sengaja sempat melintas dan bermain-main ke pantai Pasir Panjang. Jika ketahuan petugas, mereka akan diminta supaya kembali ke pantai Bajau. Demikian juga sebaliknya, jika ada pengunjung pantai Pasir Panjang yang mencoba melintas ke pantai Bajau.

Hal tersebut sering terjadi karena ketidaktahuan para pengunjung. Seharusnya pihak pengelola membuat batas berupa pagar dan didirikan papan himbauan atau pengumuman yang mudah dibaca pengunjung.
Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB dan saatnya untuk bersiap-siap pulang. Sebenarnya, kami masih ingin ke kota Singkawang melihat obyek wisata lainnya. Kata pak Aban, jaraknya sekitar 17 km lagi. Karena waktu sudah sore dan khawatir terjebak kemacetan, akhirnya saya memutuskan kembali ke Pontianak.
Benar-benar sebuah wisata yang lengkap dan berkesan, mulai dari kebun binatang hingga pantai. Saya dan teman - teman sangat puas, karena dalam sehari dapat melihat tiga obyek wisata yang berbeda dalam satu lokasi.


1 komentar: